Kamis, 13 Januari 2011

" BABY BLUES AND POST PARTUM DEPRESSION "

FENOMENA  INBALANCE  HORMON DAN BERBAGAI FAKTOR PENCETUS TERJADINYA 
BABY BLUES / POST PARTUM DEPRESSION
(DEPRESI SETELAH PERSALINAN)



MEKANISME KERJA OTAK

Otak adalah pusat control segala aktivitas manusia juga proses proses penting dalam pengendalian diri & emosi,dalam hal ini otak tidak bekerja sendiri tapi di bantu oleh 3 “asisten” utama otak,yakni A.L :
  •  Sinyal Listrik (serabut syaraf)
  •  Neurotransmitter (zat kimiawi)
  • Hormon (pembawa pesan kimiawi)
Walaupun penyebab utama dari Baby Blues / PPD(Post Partum Depression), ini adalah perubahan hormon yang signifikan,tapi hormon tidak akan bekerja tanpa adanya perintah dari otak dan di hantarkan oleh syaraf dan neurotransmitter nya,dan otak juga tidak akan bekerja tanpa adanya stimulus atau perintah dari organ organ eksternal manusia lewat keseluruhan panca  indranya
Contohnya     : mata kita melihat hal yang menyakitkan (pacar/kekasih kita sedang jalan mesra dengan cewe/cowo laen),seketika kita akan merasa jantung berdebar debar,keringat dingin,mau nangis (biasanya untuk cewe),pengen menyerang atau memukul (untuk cowo),kedua tangan mengepal,gemetar,tapi malah menjadi gugup hingga kita sering lupa bahkan tidak tahu mau melakukan apa terhadap pacar/kekasih  kita ketika sudah berhadapan.

Kenapa demikian……..???
Inilah penjelasan fisiologisnya :
Stimulus indra (mata) ini adalah stimulus eksternal yang langsung di terima oleh otak sebagai pekerjaan yang harus segera di selesaikan saat itu juga,dan dengan segera otak langsung memerintah syaraf untuk melepas neurotransmitter bernama Adrenalin yang di sebut juga epinephrine.
Jika serabut syaraf & neurotransmitter bekerja di sepanjang susunan syaraf,maka hormon di lepaskan lewat sirkulasi darah.
Pada kasus ini otak segera memerintahkan Hypothalamus melepaskan hormon CRF(corticothropine releasing factor) ke Pituitary anteriornya kemudian memancing keluarnya hormon lain yaitu ACTH (adrenocorticothropine hormone) yang kemudian meluncur ke Hypofisa di bagian bawah Hypothalamus,ACTH ini kemudian masuk ke dalam aliran darah (carvas sirculation) menuju renalys (anak ginjal),di sini (anak ginjal) ACTH melepas hormon Cortisol yang merangsang syaraf simpatis mengeluarkan adrenalin yang sudah disiapkan neurotransmitter sejak pertamakali di perintah otak ketika menerima stimulus eksternal (mata) tadi,sehingga dengan di lepasnya adrenalin ini, jantung menjadi berdebar debar,keringat dingin,gemetaran (tremor),bahkan kadang ingin B.A.K (kebelet),dsb.

Dan tidak berhenti sampai disitu cortisol turut bekerja dan “merecoki” permukaan Limbik system termasuk Hypocampus dan Amygdala yang terlibat langsung pada kegiatan kegiatan kognitif dan emosi,seperti marah,cemas,gugup,kehilangan control afek manusia
Intinya adalah ; otak melakukan  peranan penting dalam mengontrol segala aktivitas manusia lewat stimulus yang di terima secara eksternal dari seluruh system pengindraan manusia.
Apapun yang di terima otak,seperti itupun otak mengolahnya.bila kita memasukan hal yang negative,maka otak menyimpannya sebagai hal negative,sebaliknya jika kita memasukkan hal positif,maka otak pun tentu akan menyimpannya sebagai hal yang positif juga.
Hal ini pula yang sering membuat kita bimbang, misalnya ketika mau melakukan sesuatu hal,kita sering menimbang nimbang, terlebih bila itu adalah sesuatu hal yang salah, kita sering bertanya dalam hati, ”kerjakan nggak ya…???”  atau kadang kita memilah milah,  ”bila ini aku lakukan positifnya apa,negatifnya juga apa setelah hal ini ku lakukan….???”
Ini semua karena otak sudah menyimpan segala stimulasi serta dampak baik buruk atau sebab akibat dari tindakan tindakan yang akan kita lakukan.

Pada kejadian Baby Blues / PPD ini, hormon memang menjadi pemicu utama, karena selain hormon hormon sekunder seperti : CRF (Cortichothropin factor), ACTH (Adenocorticothopin hormon),  Cortisol, Enkefalin,  Androgen, Tropik, dll ,  wanita juga memiliki hormon reproduksi menetap yaitu Estrogen & Progesteron yang merupakan pemeran utama dalam menjaga seluruh kestabilan aktivitas wanita,hormon ini pula yang  menjaga keseimbangan tubuh pada wanita secara keseluruhan,bila hormon ini inbalance maka hormon lain dalam tubuh pun akan ikut terganggu,oleh sebab itu wanita sering mengalami perubahan perubahan emosi yang tidak menentu karena pengaruh hormon yang meningkat atau menurun.Perubahan hormon ini di sebabkan oleh factor internal dan eksternal.

INTERNAL :
Wanita selalu menitik beratkan masalah pada perasaannya sehingga otak berusaha membalance perasaan ini dengan melepas  hormon ACTH ==> Cortisol yang reaksinya pada kecemasan, kemarahan,kesedihan atau kekecewaan. semakin banyak yang di pikirkan,maka semakin banyak pula hormon di lepaskan.


EKSTERNAL :
Juga menjadi pemicu yang paling komplek,seperti misalnya ; kelelahan,melihat hal hal yang tidak di sukainya,factor lingkungan atau keluarga yang tidak memperhatikan kebutuhan kebutuhannya , dll
Sistem hormon pada ibu setelah bersalin haruslah menjadi perhatian para tenaga medis dan juga harus di jelaskan pada keluarga terdekat klien,karena perubahan hormon sangat berpengaruh pada keseimbangan emosinya,dan karena system kerja hormon juga memang berkaitan erat dengan kemampuan mengendalikan diri dan emosi seseorang.
Semakin klien merasakan kegelisahan, kecemasan, kesedihan, kemarahan, yang berlebihan ,membuat klien akan semakin tidak tenang karena hormon hormon yang di lepaspun semakin banyak dan besar pula jumlahnya, yang akhirnya semakin membawa klien ke dalam keadaan depresi yang berkepanjangan, ini karena pressure dari eksternal klien yang susah di hilangkan. sebaliknya jika klien dalam keadaan tenang,maka hormon pun akan perlahan turun kembali ke titik stabil .




Faktor lainnya setelah factor hormonal pada Baby Blues / PPD ini adlah Stress, yang biasanya di sebabkan oleh berbagai pemicu, misalnya factor keluarga yang tidak harmonis, pernikahan yang tidak di setujui, hamil di luar nikah dan suami tidak bertanggung jawab, keadaan ekonomi di bawah standar, tidak bisa menyusukan bayinya, bayi lahir cacat, sakit atau jenis kelamin yang tidak di harapkan,perubahan tubuh yang tidak proporsional setelah melahirkan, dan berbagai factor pemicu stress hingga menyebabkan distress pada ibu setelah bersalin ini.
Dan lagi lagi stress saling berhubungan dengan system kerja hormonal,karena pada saat seseorang merasa stress,tubuh akan memberikan respon siaga untuk melindungi diri dari berbagai ancaman (biasanya berupa kecemasan,ketakutan,sedih berlebihan,dll), hal ini akan membuat organ organ tubuh meningkatkan aktivitasnya untuk tetap waspada, sehingga kelenjar adrenal melepas hormon Cortisol dalam jumlah besar pula,selain bertugas mengantar pesan pesan kiamiawi dari satu organ ke organ lain melalui sirkulasi darah,hormon juga bekerja berdasarkan perintah dan stimulus.,semakin banyak stimulus,semakin banyak pula perintah dari Hypothalamus ke hormon hormon ini. 
Terutama pada wanita Hamil dan setelah melahirkan, dimana keadaan emosi menjadi labil,di karenakan pada awal kehamilan terjadi peningkatan hormon yang tajam untuk mengadaptasi perubahan fisik pada awal masa kehamilan, dan setelah melahirkan hormon Turun sangat drastis juga karena tubuh harus menyesuaikan pula dengan keadaan fisik setelah melahirkan (terjadinya involusio uteri,pengaturan kembali siklus menstruasi & ovulasi, stimulus pada areola mammae untuk hormon prolaktin pada ibu menyusui)
Oleh sebab itulah Baby Blues/ PPD lebih di titikberatkan penyebab utamanya pada perubahan hormon yang signifikan,dan setelah itu factor factor lain yang menjadi penyerta atau penyumbang terbanyak  penyebab terjadinya Syndrom Baby Blues jatuh lebih jauh kepada Post Partum depression.



Dan factor penting lainnya adalah kurangnya pengetahuan suami dan keluarga tentang gangguan gangguan yang  sering terjadi setelah ibu melahirkan.
Kebanyakan pasutri hanya mengutamakan kesehatan ibu & bayi secara Pyshycaly saja, tanpa memperhatikan perubahan perubahan hormon yang akhirnya berdampak pada keadaan emosi ibu yang jika dibiarkan tentu saja menjadi penyebab utama terjadinya Post Partum Depression.
Peran Psikolog menjadi sangat penting, dalam hal ini sejak ibu mulai hamil s/d bayinya lahir, untuk pendekatan psikologis dan mengetahui keadaan psikologis ibu,dengan memberikan konseling Psikologis, agar Ibu, suami dan keluarga menjadi tahu perubahan perubahan lain yang dialami ibu pada saat kehamilan berlangsung dan ketika persalinan selesai.
Dengan demikian Ibu, suami dan keluarga akan dapat memahami reaksi reaksi psikologis yang timbul berupa luapan emosi berlebihan,dan berusaha menghindarkan hal hal yang dapat memicu stress pada ibu hamil dan setelah melahirkan, berusaha menciptakan suasana yang nyaman,tenang dengan memberikan perhatian ekstra kepada calon ibu,terutama suami, perannyalah yang paling penting dalam hal memperhatikan segala kebutuhan istri, terutama kasih sayang, perhatian dan cinta, kebutuhan rasa nyaman berupa kestabilan ekonomi suami tentu saja, bila semua ini bisa di wujudkan, kejadian Baby Blues dan Post Partum Depression akan dapat di hindarkan.


Note : semua tulisan ini di kumpulkan secara random dari berbagai sumber baca dan kemudian di susun kembali oleh penulis secara ilmiah sesuai dengan system dan mekanisme kerja Otak, Syaraf, Neurotransmiter dan Hormon

Ò 
Ò